Manusia Lain yang Hidup dengan Kita (Evolusi 3 — selesai)

Azzadiva Sawungrana
4 min readMar 22, 2022

2,3 juta tahun yang lalu Homo Habilis hidup di Afrika bagian timur. Lalu 300.000 tahun kemudian, kurang lebih 1,8 juta tahun yang lalu Homo Erectus bergerak keluar dari Afrika. Mereka menyebar ke seluruh Afrika, Eropa selatan, dan sebagian besar Asia yang diperkirakan akibat dari perubahan iklim (Donnell, 2010). Bukan hanya satu spesies seperti kita saat ini tetapi mereka hidup dengan banyak spesies di seluruh dunia. Salah satu subspesies kemungkinan berevolusi menjadi Homo Antecessor pada 1,2 juta tahun yang lalu. Homo Antecessor sendiri adalah spesies yang diusulkan tetapi tampaknya merupakan transisi antara Homo Erectus dan Homo Heidelbergensis (Stringer, 2012).

Pohon keluarga manusia modern menurut Stringer (2012)

Homo Heidelbergensis kemungkinan berevolusi dari Homo Antecessor — Erectus di Eropa atau Timur Tengah dan kemudian berkembang ke seluruh Eropa. Mereka yang bertahan di Afrika berevolusi menjadi Homo Rhodesiensis. Sedangkan mereka yang pergi ke Asia menjadi Homo Erectus s. s. (Mounier et al., 2009). Mereka berevolusi 700 ribu tahun yang lalu dan bertahan selama beberapa lama. Pada waktu 700 ribu tahun yang lalu tersebut, Homo Erectus masih hidup dan berkembang di berbagai penjuru dunia. Homo Heidelbergensis sendiri hidup di Afrika Timur dan Eropa Selatan. Mereka hidup berdampingan dengan Homo Erectus.

Spesies berikutnya yang berevolusi adalah Neanderthal yang terkenal itu. Neanderthal pertama kali muncul sekitar 430 ribu tahun yang lalu. Hal yang menarik tentang mereka adalah bahwa otak mereka sebenarnya lebih besar dari manusia modern, sekitar 25%. Meskipun otak mereka lebih besar, kita tahu bahwa mereka tidak secerdas manusia dan sebagian besar otak mereka digunakan untuk aktivitas fisik daripada kemampuan kognitif. Mereka lebih pendek tetapi di saat yang sama jauh lebih kekar daripada manusia modern. Hal ini membantu mereka tetap hangat di lingkungan sangat dingin tempat mereka tinggal. Mereka tinggal di sebagian besar Eropa dan sebagian Asia Barat.

Kemungkinan besar, spesies kita berevolusi dari jenis Homo Heidelbergensis Afrika 350.000 tahun yang lalu. Heidelbergensis bukanlah manusia modern tetapi secara anatomis mereka sangat dekat dengan kita. Pada periode ini Homo Sapiens sudah hidup di Afrika dan beberapa bagian dunia lainnya. Tapi kita tidak pergi secara massal sampai suatu titik di sejarah spesies kita.

Potret seorang Homo Heidelbergensis dari Roberts (2018)

Homo Naledi adalah spesies berikutnya yang berevolusi di Afrika tapi tampaknya mereka telah kembali ke bentuk yang lebih primitif. Mereka lebih mirip Australopithecine daripada spesies dari genus Homo. Kemungkinan mereka berevolusi dari kelompok primitif Homo Erectus dan menjadi semi arboreal lagi. Pada periode sekitar 300.000 tahun yang lalu, ada lima spesies utama yang ditemukan hidup di seluruh dunia, mereka hidup bersama.

Spesies berikutnya yang berevolusi 150 ribu tahun yang lalu adalah Homo Floresiensis, atau orang suka menyebutnya Hobbit karena tingginya hanya 1 meter saat dewasa. Mereka tinggal di pulau Flores dan kemungkinan berevolusi dari kelompok Homo Erectus yang terdampar di pulau itu. Hal ini bisa terjadi karena sebuah proses yang bernama insular dwarfism atau pengkerdilan yang terjadi karena sebuah spesies terdampar di suatu pulau dan hanya memiliki sedikit makanan/sumberdaya. Jadi 150.000 tahun yang lalu, ada lima spesies manusia berbeda di planet kita. Di sisi lain Homo Luzonensis (di Filipina) ditemukan pada tahun 2007 di bagian tulang jarinya. Eropa dan Asia pada 70.000 tahun yang lalu adalah tempat yang dihuni berbagai macam spesies manusia dengan berbagai level evolusi dan kita tidak yakin dimana kelompok-kelompok itu berada atau jenis campuran apa saha yang terjadi antara Homo Sapiens, Neanderthal, dan Denisovan. Spesies-spesies ini punah seiring berjalannya waktu selama ribuan tahun dan kemudian sekitar 30.000 tahun yang lalu tidak ada spesies manusia lain selain kita, Homo Sapiens.

Potret Homo Floresiensis dari Roberts (2018)

Ya, setiap manusia di bumi saat ini adalah Homo Sapiens. Manusia memiliki keragaman yang cukup besar seperti dari tinggi dan warna kulit yang berbeda dan hal-hal lain yang membedakan kita satu sama lain. Tapi kita semua masih satu spesies homo sapiens. Neanderthal dan Denisovan masih memberikan DNA mereka dalam kumpulan gen kita walaupun tidak banyak.

Kecerdasan kita yang superior dan perilaku sosial kita memungkinkan kita untuk bercampur dan bersaing dengan spesies yang lain. Yang mengherankan saya adalah tidak ada spesies homo lain yang tersisa. Anda akan berpikir bahwa akan ada suku di luar sana dari spesies lain yang bertahan, tapi tidak, hanya kita saja, Homo Sapiens. Tidak ada pulau di luar sana dengan manusia kera atau Bigfoot di hutan, hanya Homo Sapiens.

Bidang Paleoantropologi berubah setiap harinya dan saya tidak sabar menunggu apa yang akan ditemukan dan terjadi selanjutnya. Mudah-mudahan kita akan menemukan alasan pasti mengapa hanya kita yang bertahan dan juga bertemu dengan beberapa kelompok Neanderthal yang masih hidup di suatu tempat, walaupun sepertinya tidak mungkin.

Referensi

Donnell, R.W. (2010). “The Colonization of “Savannahstan”: Issues of Timing(s) and Patternsof Dispersal Across Asia in the Late Pliocene and Early Pleistocene”. Asian Paleoanthropology: From Africa to China and Beyond,Vertebrate Paleobiologyand Paleoanthropology. doi:10.1007/978–90–481–9094–2_2

Mounier, A.; Marchal, F.; Condemi, S. (2009). “Is Homo heidelbergensis a distinct species? New insight on the Mauer mandible”. Journal of Human Evolution. 56 (3): 219–246. doi:10.1016

Roberts, Alice (2018). “Evolution: The Human Story, 2nd Edition”. Dorling Kindersley Limited. ISBN: 9780241365809.

Stringer, C. (2012). “What makes a modern human”. Nature 485 (7396): 33–35. doi:10.1038/485033a

Malang, 22 Maret 2022

--

--